Rabu, 21 Januari 2015

LAPORAN KIMIA TENTANG KOROSI BESI/PAKU

LAPORAN KIMIA
TENTANG KOROSI BESI/PAKU




OLEH :
KELOMPOK 3

ANGGOTA                :
·         CHAIRUNNISAH
·         IKA SUCI WATI
·         NURUL RAHMI
·         NURHALISA
·         M. KHAERUL
KELAS                     : XII-IPA 3
GURU PEMBIMBING   : KHAIRIL S,Pd

SMA NEGERI 1 BOLO

TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan  ini berisikan tentang “KOROSI BESI”. Di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang “KOROSI BESI”.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

                                                        Sila- Bolo, 25 Oktober 2014
               
               

                                                                        Penyusun








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................i     
DAFTAR ISI ................................................................................................ii     
BAB I PENDAHULUAN
   A.  Latar Belakang .............................................................................1     
   B.  Tujuan .............................................................................................1
   C.   Manfaat .........................................................................................1
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA
   A.  Pengertian besi dan korosi ......................................................2
   B.  Penyebab korosi dan pengendalian korosi .........................3
BAB III  PROSEDUL PRAKTIKUM
   A.  Alat dan bahan ............................................................................5
   B.  Langkah kerja ...............................................................................5
   C.   Waktu pengamatan ...................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
   A.  Hasil                                                                 7
   B.  Pembahasan                                                       7
BAB V MENJAWAB PERTANYAAN ................................................8
BAB IV PENUTUP
   A.  Kesimpulan ....................................................................................9     
   B.  Saran ...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak bisa diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi.

B.     Tujuan Praktikum 
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.      Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2.      Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besiberkarat.
3.      Cara pencegahan korosi pada besi.

C.     Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2.      Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
3.      Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Besi dan Korosi
1.      Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
·         Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:     
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
·         Pengolahannya relatif mudah dan murah.
·         Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.

2.      Korosi    
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logamakibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.   
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.       
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
     

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawabesi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensialterhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

B.     Penyebab Korosi dan Pengendalian Korosi
1.      Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.      

2.      Pengendalian korosi       
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.


Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.


a)      Mengecat Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
b)      Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
c)      Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air. 
d)     Tin plating (pelapisan dengan timah). 
e)      Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.     
f)       Galvanisasi (pelapisan dengan zink).  
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.          
g)      Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
h)      Sacrificial protection (pengorbanan anode).   
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.





BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan
1.      6  buah paku
2.      6 buah tabung reaksi
3.      Air Biasa
4.      Pembakar spiritus/ bunsen
5.      ½ gelas minyak tanah
6.      Kaki tiga
7.      Kasa asbes
8.      Amplas
9.      Lap halus
10.  Tissue rol
11.  Gelas kimia 100 ml
12.  Kapas 2 lapis
13.  Kabel 1 meter
14.  Kater
15.  CaCl2 2 gram
16.  Batu kerikil kecil
17.  Korek api
B.     Langkah Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Menyiapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut.
Tabung Reaksi
Terbentuknya karat
Hari 1
Kamis, 23 Oktober 2014
Hari 2
Jumat, 24 Oktober 2014
A


B


C


D


E


F



3.      Memberikan identitas aqua gelas tersebut dari A-F
4.      Mengamplas ke-6 paku terlebih dahulu, paku tidak boleh kontak langsung dengan tangan.
5.      Memasak air sebanyak 80 ml, memasukkan air dan batu kerikil ke dalam gelas kimia, lalu dimasak diatas pembakar spritus, kerikil digunakan agar tidak terjadi letupan- letupan sehingga gelas kimia tidak pecah.
6.      Membakar kebel, lalu ambil tembaganya
7.      Perlakuan paku setiap aqua gelas sebagai berikut :
·         Pada tabung A: mengisi tabungdengan CaCl2 sebanyak 2 gram dan paku kemudian tutup dengan kapas.
·         Pada tabung B: mengisis tabung dengan  minyak tanah 2/3 bagian tabung dan paku.
·         Pada tabung C: mengisi tabung dengan air biasa 2/3 bagian tabung dan paku
·         Pada tabung D: mengisi tabung dengan air biasa, tetapi tinggi airnya sama dengan ½ tinggi paku.
·         Pada tabung E : memasukkan air yang telah dididihkan kedalam tabung, lalu masukkan paku, lalu tutup dengan kapas.
·         Pada tabung F: melilit paku dengan tembaga tadi, lilit mulai dari ujung paku, melilitnya harus rapat- rapat. Lalu masukkan paku kedalam tabung tanpa ditambahkan zat apapun.
8.      Setelah semua selesai meletakkan ke 6 tabung reaksi tersebut di tempat yang baik yang tidak terkena sinar matahari
9.      Kemudian mengamati dan catat perubahan yang terjadi selama 2 hari.

C.     Waktu pengamatan
Pengamatan dilakukan pada tanggal 23Oktober 2014 sampai 24 Oktober 2014.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil
Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil sbb :
Tabung Reaksi
Terbentuknya karat
Hari 1
Kamis, 23 Oktober 2014
Hari 2
Jumat, 24 Oktober 2014
A
0
0
B
0
0
C
+
++
D
++
++++
E
+
+++
F
0
0
Keterangan :          0 = tidak ada karat
                              + = ada sedikit
                              ++ = lumayan
                              +++ = lumayan banyak
                              ++++= banyak sekali
B.     Pembahasan
Dari hasil pengamatan tersebut, kami memberikan 6 perlakuan beda pada paku yaitu paku yang diberikan Kalsium Klorida (CaCl2) lalu ditutup, paku yang diberi air biasa, paku yang diberi minyak tanah, paku yang diberi air biasa setinggi ½ paku, paku yang diberi air mendidih lalu ditutup,paku yang dililit dengan kawat tembaga.
Dari hasil pengamatan selama 2 hari kami mendapati bahwa pada medium  :
·         tabung yang ditambahkan CaCl2 pada tabung A, tidak mengalami korosi, ini disebabkan karena CaCl2 dapat menyerap air (H2O) dan Oksigen (O2).
·         Pada paku B (minyak tanah) tidak terjadi korosi karena minyak tanah sama dengan Oli, sebagai pelindung dari Oksigen dan air.
·         Pada paku C(air biasa) terjadi korosi dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning.
·         Pada paku D (air yang tingginya ½ tinggi paku) terrjdai korosi hanya sebagian saja, karena hanya bagian yang terendam air, dibuktikan dari warna iar yang menjadi kuning.
·         Lalu pada paku E (air mendidih) terjadi korosi, terlihat dari warna air dari paku yang menjadi kuning. Hal ini terjadi karena seperti yang kita ketahui bahwa faktor  utama  penyebab terjadinya korosi adalah adanya air dan oksigen. Pada tabung ketiga yang berisi air panas, terdapat air dan oksigen terlarut. Selain itu, keadaan tabung yang terbuka, memungkinkan oksigen yang berada di udara dapat berikatan dengan air biasa, akibatnya keadaan tabung menjadi kaya oksigen (O2), sehingga korosi dapat terjadi pada paku di tabung E.
·         Terakhir pada paku F(dililit tembaga), tidak terjadi korosi, karena tembaga dapat mencegah terjadinya korosi.
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku yang tidak terkena air tidak mengalami korosi. Perbedaan juga terjadi antara paku di penambahan CaCl2 /air biasa/ air panas / minyak tanah dengan tembaga dipaku. Korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air biasa/ air panas berwarna kuning dan air juga berubah menjadi kuning, Karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen.

           

BAB V
MENJAWAB PERTANYAAN
1    .      Apakah tabung dimana paku berkarat terdapat Oksigen dan air ?
Jawab : iya terdapat oksigen dan air.
Udara – O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksidengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
                        Air – H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinyaadalah air (H2O) , sehingga jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O2 )

2   .      Apakah tabung dimana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen atau air ?
Jawab : iya, tidak terdapat oksigen dan air



BAB VI
PENUTUP
      A.     Kesimpulan
Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak mengalami korosi terjadi pada paku A dan D(paku terbuka tanpa air  dan paku tertutup tanpa air) hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak langsung antara oksigen dan air serta plastik merupakan pencegahan agar tidak terjadi korosi.
           Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang  dapat membuatnya berkarat.
            Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi Adalah  :
a)      Air
b)      Oksigen
            Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi :
a.        Elektrolit
b.      Permukaan Besi
            Cara Mengatasi Korosi Adalah  :
a.       Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
b.      Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
c.       Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
d.      Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
e.       Dibalut Dengan Plastic
f.       Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
g.      Dicat

    B.     Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.



DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2006. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII SEMESTER 1. Jakarta. Erlangga.
h






1 komentar:

  1. Casino: Review, Rating & Bonus Codes for Real Money, Casino
    “No Deposit Bonus” is 의왕 출장마사지 a generous 울산광역 출장안마 way to attract new players who are looking for a casino that 서귀포 출장안마 is 나주 출장마사지 offering a great way 청주 출장샵 to start gambling at

    BalasHapus