LAPORAN KIMIA
TENTANG
KOROSI BESI/PAKU
OLEH :
KELOMPOK
3
ANGGOTA :
·
IKA SUCI WATI
·
NURUL RAHMI
·
NURHALISA
·
M. KHAERUL
KELAS :
XII-IPA 3
GURU PEMBIMBING : KHAIRIL S,Pd
SMA NEGERI 1 BOLO
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini berisikan tentang “KOROSI BESI”.
Di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang “KOROSI
BESI”.
Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Amin.
Sila- Bolo,
25 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR
ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................1
C.
Manfaat .........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian besi dan korosi ......................................................2
B. Penyebab korosi dan pengendalian korosi .........................3
BAB III PROSEDUL PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan ............................................................................5
B. Langkah kerja ...............................................................................5
C.
Waktu pengamatan ...................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 7
B. Pembahasan 7
BAB
V MENJAWAB PERTANYAAN ................................................8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................9
B. Saran ...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan
perkaratan yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat.
Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala
destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari
banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak bisa diingkari bahwa logam itu
paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila
istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena
bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya
mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah
tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat
terjadinya korosi.
B.
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.
Untuk
mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2.
Faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan besiberkarat.
3.
Cara
pencegahan korosi pada besi.
C.
Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan
akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.
Dapat
mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2.
Dapat
menambah informasi mengenai korosi (karat).
3.
Dapat
melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Besi dan Korosi
1.
Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi
(tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang
bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
·
Hal itu
karena beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
·
Pengolahannya
relatif mudah dan murah.
·
Besi
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah
satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi
baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi.Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai
jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2.
Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logamakibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam
bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O,
suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana
oksigen tereduksi.
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya
teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak
sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan
dari proses ekstraksi logam
dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawabesi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi
yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor,
seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensialterhadap
elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih
dari oksida.
B.
Penyebab
Korosi dan Pengendalian Korosi
1.
Penyebab
Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas
asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara
dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau
basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal
sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa
bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak
digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini
berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
2.
Pengendalian
korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi
umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya
korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless
steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita
ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi.
Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada
dua sifat tersebut.
a)
Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi
dengan udara dan air.
b)
Melumuri
dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin.
Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
c)
Dibalut
dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
d)
Tin plating
(pelapisan dengan timah).
e)
Kaleng-kaleng
kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang
tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada
kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi.
Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah.
Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel
elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi
besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas
cepat hancur.
f)
Galvanisasi
(pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
g)
Cromium
plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan
kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang
rusak.
h)
Sacrificial
protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
PROSEDUR PRAKTIKUM
A.
Alat dan
Bahan
1.
6
buah paku
2.
6 buah
tabung reaksi
3.
Air
Biasa
4.
Pembakar
spiritus/ bunsen
5.
½ gelas
minyak tanah
6.
Kaki
tiga
7.
Kasa
asbes
8.
Amplas
9.
Lap
halus
10. Tissue rol
11. Gelas kimia 100 ml
12. Kapas 2 lapis
13. Kabel 1 meter
14. Kater
15. CaCl2 2 gram
16. Batu kerikil kecil
17. Korek api
B.
Langkah
Kerja
1.
Menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Menyiapkan
tabel hasil pengamatan seperti berikut.
Tabung Reaksi
|
Terbentuknya
karat
|
|
Hari 1
Kamis, 23 Oktober 2014
|
Hari 2
Jumat, 24 Oktober 2014
|
|
A
|
||
B
|
||
C
|
||
D
|
||
E
|
||
F
|
3.
Memberikan
identitas aqua gelas tersebut dari A-F
4.
Mengamplas
ke-6 paku terlebih dahulu, paku tidak boleh kontak langsung dengan tangan.
5.
Memasak
air sebanyak 80 ml, memasukkan air dan batu kerikil ke dalam gelas kimia, lalu
dimasak diatas pembakar spritus, kerikil digunakan agar tidak terjadi letupan-
letupan sehingga gelas kimia tidak pecah.
6.
Membakar
kebel, lalu ambil tembaganya
7.
Perlakuan
paku setiap aqua gelas sebagai berikut :
·
Pada tabung
A: mengisi tabungdengan CaCl2 sebanyak 2 gram dan paku kemudian
tutup dengan kapas.
·
Pada tabung
B: mengisis tabung dengan minyak tanah
2/3 bagian tabung dan paku.
·
Pada tabung
C: mengisi tabung dengan air biasa 2/3 bagian tabung dan paku
·
Pada
tabung D: mengisi tabung dengan air biasa, tetapi tinggi airnya sama dengan ½
tinggi paku.
·
Pada tabung
E : memasukkan air yang telah dididihkan kedalam tabung, lalu masukkan paku,
lalu tutup dengan kapas.
·
Pada
tabung F: melilit paku dengan tembaga tadi, lilit mulai dari ujung paku,
melilitnya harus rapat- rapat. Lalu masukkan paku kedalam tabung tanpa
ditambahkan zat apapun.
8.
Setelah
semua selesai meletakkan ke 6 tabung reaksi tersebut di tempat yang baik yang
tidak terkena sinar matahari
9.
Kemudian
mengamati dan catat perubahan yang terjadi selama 2 hari.
C.
Waktu
pengamatan
Pengamatan dilakukan pada tanggal 23Oktober 2014 sampai 24 Oktober 2014.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil sbb :
Tabung Reaksi
|
Terbentuknya
karat
|
|
Hari 1
Kamis, 23 Oktober 2014
|
Hari 2
Jumat, 24 Oktober 2014
|
|
A
|
0
|
0
|
B
|
0
|
0
|
C
|
+
|
++
|
D
|
++
|
++++
|
E
|
+
|
+++
|
F
|
0
|
0
|
Keterangan : 0 = tidak ada
karat
+ = ada
sedikit
++ =
lumayan
+++ =
lumayan banyak
++++=
banyak sekali
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan tersebut, kami memberikan 6
perlakuan beda pada paku yaitu paku yang diberikan Kalsium Klorida (CaCl2)
lalu ditutup, paku yang diberi air biasa, paku yang diberi minyak tanah, paku
yang diberi air biasa setinggi ½ paku, paku yang diberi air mendidih lalu
ditutup,paku yang dililit dengan kawat tembaga.
Dari hasil pengamatan selama 2 hari kami mendapati
bahwa pada medium :
·
tabung
yang ditambahkan CaCl2 pada tabung A, tidak mengalami korosi, ini
disebabkan karena CaCl2 dapat menyerap air (H2O) dan Oksigen (O2).
·
Pada
paku B (minyak tanah) tidak terjadi korosi karena minyak tanah sama dengan Oli,
sebagai pelindung dari Oksigen dan air.
·
Pada
paku C(air biasa) terjadi korosi dan membuat air pada paku tersebut berubah
warnanya menjadi kuning.
·
Pada
paku D (air yang tingginya ½ tinggi paku) terrjdai korosi hanya sebagian saja,
karena hanya bagian yang terendam air, dibuktikan dari warna iar yang menjadi
kuning.
·
Lalu
pada paku E (air mendidih) terjadi korosi, terlihat dari warna air dari paku yang
menjadi kuning. Hal ini terjadi karena seperti yang kita ketahui bahwa
faktor utama penyebab terjadinya korosi adalah adanya air
dan oksigen. Pada tabung ketiga yang berisi air panas, terdapat air dan oksigen
terlarut. Selain itu, keadaan tabung yang terbuka, memungkinkan oksigen yang
berada di udara dapat berikatan dengan air biasa, akibatnya keadaan tabung
menjadi kaya oksigen (O2), sehingga korosi dapat terjadi pada paku di tabung E.
·
Terakhir
pada paku F(dililit tembaga), tidak terjadi korosi, karena tembaga dapat
mencegah terjadinya korosi.
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku
yang tidak terkena air tidak mengalami korosi. Perbedaan juga terjadi antara
paku di penambahan CaCl2 /air biasa/ air panas / minyak tanah dengan
tembaga dipaku. Korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air biasa/ air
panas berwarna kuning dan air juga berubah menjadi kuning, Karena korosi
tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen.
BAB V
MENJAWAB PERTANYAAN
MENJAWAB PERTANYAAN
1 . Apakah tabung dimana paku berkarat terdapat Oksigen
dan air ?
Jawab : iya terdapat oksigen dan air.
Udara – O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam
berekasi dengan udara disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika
oksigen bereaksidengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti
besi (Fe).
Air
– H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinyaadalah air (H2O)
, sehingga jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi
dengan air (O2 )
2 .
Apakah
tabung dimana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen atau air ?
Jawab : iya, tidak terdapat oksigen dan air
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan
bahwa paku yang tidak mengalami korosi terjadi pada paku A dan D(paku terbuka
tanpa air dan paku tertutup tanpa air)
hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak langsung antara oksigen dan air
serta plastik merupakan pencegahan agar tidak terjadi korosi.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Korosi Adalah :
a)
Air
b)
Oksigen
Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat
Terjadinya Korosi :
a.
Elektrolit
b.
Permukaan
Besi
Cara Mengatasi Korosi Adalah :
a.
Sacrificial
Protection (Pengorbanan Anode)
b.
Cromium
Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
c.
Galvanisasi
(Pelapisan Dengan Zink)
d.
Tin Plating
(Pelapisan Dengan Timah)
e.
Dibalut
Dengan Plastic
f.
Melumuri
Dengan Oli Atau Minyak
g.
Dicat
B. Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat
memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu,
diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam
melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael.
2006. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII SEMESTER 1. Jakarta. Erlangga.
Casino: Review, Rating & Bonus Codes for Real Money, Casino
BalasHapus“No Deposit Bonus” is 의왕 출장마사지 a generous 울산광역 출장안마 way to attract new players who are looking for a casino that 서귀포 출장안마 is 나주 출장마사지 offering a great way 청주 출장샵 to start gambling at